Senin, 07 Oktober 2013

BUKTI KEOTENTIKAN AL-QURAN



BUKTI KEOTENTIKAN AL-QUR’AN AL-KARIM

Oleh : Ust. SUTI HARTANTO,S.Th.I
Guru Pembimbing SMP Negeri Berasrama Kaur

Al-Quran Al-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu diantaranya adalah ia merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah, dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara. Inna nahnu nazzalna al-dzikra wa inna lahu lahafizhun” (sesungguhnya kami yang menurunkan Al-Quran dan kamilah pemelihara-pemelihara-Nya) (QS 15:9).
          Demikianlah Allah menjamin keotentikan Al-Quran, jaminan yang diberikan atas dasar kemaha kuasaan dan Kemahatahuan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh mahluk-mahluk-Nya, terutama oleh manusia. Dengan jaminan ayat diatas, setiap muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al-Quran tidak berbeda sedikitpun dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasulullah saw., dan yang didengar serta dibaca oleh para sahabat nabi saw.
          Tetapi dapatkah kepercayaan itu didukung oleh bukti-bukti lain ? dan, dapatkah bukti-bukti itu meyakinkan manusia, termasuk mereka yang tidak percaya akan jaminan Allah diatas ? Tanpa ragu kita mengiyakan pertanyaan diatas.
Bukti-bukti dari Al-Quran sendiri.
          Dr. Mustafa Mahmud, mengutip pendapat rasyad Khalifah, mengemukakan bahwa didalam Al-Quran sendiri terdapat bukti-bukti sekaligus jaminan keotentikannya. Huruf-huruf hija’iyah yang terdapat pada awal beberapa surat dalam Al-Quran adalah jaminan keutuhan Al-Quran sebagaimana diterima Rasullulah saw. Tidak berlebih dan atau berkurang satu huruf pun dari kata-kata yang digunakan oleh Al-Quran. Kesemuanya habis terbagi 19, sesuai dengan sejumlah huruf-huruf  B(i)sm All(a)h Al-R(a)hm(a)n Al-R(a)him. (Huruf a dan i dalam kurung tidak tertulis dalam aksara bahasa Arab). Kata Ism terulang sebanyak  19 , Allah sebanyak 2698 sama dengan 142 X 19, sedangkan kata Al-Rahman sebanyak 57 atau 3 X19 dan Al-Rahim sebanyak 114 atau sama dengan 6 X 19.
·         Huruf (qaf) yang merupakan awal dari surah ke-50, ditemukan terulang sebanyak 57 kali atau 3 X 19
·         Huruf-huruf (Kaf), (ha’), (ya’), (‘ayn), (shad) dalam surat Maryam, ditemukan sebanyak 798 kali atau 42 X 19
·         Huruf (nun) yang memulai surat yang memulai surat Al-Qalam, ditemukan sebanyak 133 atau 7  X 19
·         Kedua huruf (Ya’) dan (Sin)  pada surat Yasin masing-masing ditemukan sebanyak 285 atau 15 X 19.
·         Kedua huruf (Tha’) dan (ha’) pada surat Thaha masing-masing berulang sebanyak 342 atau 18 X 19
·         Huruf-huruf (ha’) dan (mim) yang terdapat pada keseluruhan surat yang dimulai dengan kedua huruf ini, ha’ mim, kesemuanya merupakan perkalian dari 114 X 19, yakni masing-masing berjumlah 2166
           Bilangan-bilangan ini, yang dapat ditemukan langsung dari celah ayat Al-Quran, oleh Rasyad Khalifah, dijadikan sebagai bukti leotentikan Al-Quran. Karena, seandainya ada ayat yang berkurang atau berlebih atau ditukar kata dan kalimatnya dengan kata atau kalimat lain, maka tentu perkalian-perkalian tersebut akan menjadi kacau. Angka 19 merupakan perkalian dari jumlah-jumlah yang disebut itu, diambil dari pernyataan Al-Quran sendiri, yakni yang termuat dalam surat Al-Muddatssir ayat 30 yang turun dalam konteks ancaman terhadap seorang yang meragukan kebenaran Al-Quran.
 Bukti-bukti Kesejarahan
           Al-Quran Al-Karim turun dalam masa sekitar 22 tahun atau tepatnya, menurut sementara Ulama, dua puluh dua tahun, dua bulan dan dua puluh dua hari. Ada beberapa faktor yang merupakan faktor-faktor pendukung bagi pembuktian otentisitas Al-Quran, yaitu :
1.    Masyarakat Arab, yang hidup pada masa turunnya Al-Quran, adalah masyarakat yang tidak mengenal baca tulis. Karena itu, satu-satunya andalan mereka adalah hafalan. Dalam hal hafalan, orang Arab – bahkan sampai kini – dikenal sangat kuat.
2.      Masyarakat Arab – Khususnya pada masa turunnya Al-Quran – dikenal sebagai masyarakat sederhana dan bersahaja, kesederhanan ini, menjadikan mereka memiliki waktu luang yang cukup, disamping menambah ketajaman pikiran dan hafalan.
3.      Masyarakat Arab sangat gandrung lagi membanggakan kesusastraan, mereka bahkan melakukan perlombaan-perlombaan dalam bidang ini pada waktu-waktu tertentu.
4.      Al-Quran mencapai tingkat tertinggi dari segi keindahaan bahasanya dan sangat mengagumkan bukan saja bagi orang mukmin, tetapi juga orang kafir. Berbagai riwayat menhyatakan bahwa tokoh-tokoh kaum musyrik seringkali secara sembunyi-sembunyi berupaya mendengarkan ayat-ayat Al-Quran yang dibaca oleh kaum muslim. Kaum muslim disamping mengagumi keindahan bahasa Al-Quran, juga mengagumi kandungannya, serta menyakini bahwa ayat-ayat Al-Quran adalah petunjuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
5.      Al-Quran, demikian pula Rasul saw., menganjurkan kepada kaum muslim untuk memperbanyak membaca dan mempelajari Al-Quran dan anjuran tersebut mendapat sambutan yang hangat.
6.      Ayat-ayat Al-Quran turun berdialog dengan mereka, mengomentari keadaan dan peristiwa-peristiwa yang mereka alami, bahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Di samping itu, ayat-ayat Al-Quran turun sedikit demi sedikit. Hal itu lebih mempermudah pencernaan maknanya dan proses penghafalan.
7.      Dalam Al-Quran, demikian pula hadist-hadist Nabi, ditemukan petunjuk-petunjuk yang mendorong para sahabatnya untuk selalu bersikat teliti dan hati-hati dalam menyampaikan berita – lebih-lebih kalau berita tersebut merupakan firman Allah atau sabda Rasul-Nya.
          Faktor-faktor diatas menjadi penunjang terpeliharanya dan dihafalkannya ayat-ayat Al-Quran. Itulah sebabnya, banyak riwayat sejarah yang menginformasikan bahwa terdapat ratusan sahabat Rasulullah saw. Yang menghafalkan Al-Quran. Bahkan dalam peprangan Yamamah, yang terjadi beberapa saat setelah wafatnya Rasul saw. Telah gugur tidak kurang tujuh puluh orang penghafal Al-Quran. Walaupun Nabi saw. Dan para sahabat menghafal ayat-ayat Al-Quran, namun untuk menjamin terpeliharanya wahyu-wahyu Ilahi itu, beliau tidak hanya menggandalkan hafalan, tetapi juga tulisan. Sejarah menginformasikan bahwa setiap ada ayat turun, Nabi saw, lalu memanggil sahabat-sahabat yang dikenal pandai menulis, untuk menuliskan ayat-ayat yang baru saja diterimanya, sambil menyampaikan  tempat dan urutan setiap ayat dalam surahnya. Ayat-ayat tersebut mereka tulis dipelepah kurma, batu, kulit-kulit atau tulang-tulang binatang. Kepingan naskah tulisan yang diperintahkan rasul itu, baru dihimpun dalam bentuk kitab pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar r.a. atau usul Umar ibn Al-Khaththab, yang menunjuk Zaid ibn Tsabit sebagai ketua tim penyusunan Al-Quran. Abu Bakar r.a. memerintahkan kepada seluruh kaum muslimin untuk membawa naskah tulisah ayat Al-Quran yang mereka miliki ke Masjid Nabawi.Naskah yang diterima harus memenuhi dua syarat yaitu :
1.      Harus sesuai dengan hafalan para sahabat.
2.      Tulisan tersebut benar-benar adalah tulisan atas perintah dan ditulis dihadapan Nabi saw. Untuk membuktikan syarat kedua harus adanya dua orang saksi mata.
           Dengan demikian, dapat dibuktikan dari tata kerja dan data-data sejarah bahwa Al-Quran yang kita baca sekarang ini adalah otentik dan tidak berbeda sedikitpun dengan apa yang diterima dan dibaca Rasulullah saw lima belas abad yang lalu.

Kamis, 03 Oktober 2013

MENANAMKAN SEMANGAT BEKERJA KERAS


Oleh : Ust.Suti Hartanto,S.Th.I
Pembimbing Asrama SMP Negeri Berasrama Kaur

بسم الله الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمة الله براكاته

Dalam rangka menghadapi kehidupan ini, semangat bekerja keras harus kita tingkatkan, karena semangat bekerja keras adalah anjuran Nabi Muhammad SAW yang harus diterapkan dalam kehidupan.
Islam sebagai agama yang sempurna membimbing ummatnya agar menempuh jalan hidup yang baik dan benar. Islam juga memerintahkan agar ummatnya bekerja dan berusaha dengan sungguh-sungguh dan dengan cara yang halal. Kesuksesan Nabi Muhammad dan para sahabatnya dalam mengembangkan ajaran Islam dikarenakan mereka bekerja keras untuk mencapai keberhasilan dalam mengembangkan agama Islam. Demikian pula mereka-mereka yang sukses dalam bidangnya masing-masing, semua itu mereka capai dengan bekerja keras.
Dalam perintah berusaha Islam tidak hanya memerintahkan ummatnya bekerja untuk kepentingan pribadi, namun Islam juga mengajarkan agar manusia bisa berinteraksi secara baik kepada sesama  demi tercapainya kerukunan antara sesama manusia. Karena itu, dalam bekerja, apapun bidang kerja ataupun propesi masing-masing hendaknya tetap memperhatikan dan menjaga nilai-nilai akhlak dan moral, kejujuran, keadilan, agar tidak merugikan dan menzalimi orang lain. 
Sebagai umat Islam, menjaga semangat dalam bekerja keras menjadi sebuah keharusan atau kewajiban agar mendapatkan hasil yang maksimal. Bagi setiap pribadi muslim harus tertanam sikap mandiri dan pantang menyerah agar hidupnya tidak menjadi beban orang lain. Maka, dengan bekerja keras seseorang akan memperoleh penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya juga keluarganya, dan tidak tertutup kemungkinan akan dapat memberikan maslahat (kebaikan) bagi masyarakat di sekitarnya.
Dalam sebuah hadits Rasul bersabda. Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling banyak manfa’atnya untuk orang lain”.
Disisi lain, Islam mengajarkan dalam menjalankan kehidupan ini harus terjadi pola keseimbangan antara kepentingan dunia dan akhirat. Tentu tidak benar kalau ada seseorang bekerja hanya untuk kepentingan dunia tapi melalaikan kepentingan akhiratnya. Dan tidak tepat pula kalau ada seseorang yang dikarenakan mengejar kebahagiaan akhirat lantas tidak mementingkan dunianya, sehingga hidupnya menjadi beban orang lain. Karena itu, pola keseimbangan antara kepentingan dunia dan akhirat mutlak diperlukan.
Firman Allah dalam surat Al-Qoshos;77:

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الاخِرَةَ وَلا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الارْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ                                                                                                                                         
Artinya: 
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Karena itu, dalam menjalankan kehidupan di tahun 2013 M ini, sewajarnyalah kita tetap memupuk semangat bekerja tanpa melalaikan kewajiban kita kepada Allah. Dengan demikian, Insya Allah kita termasuk dalam golongan yang selamat dunia dan akhirat.

امـِـيْــنَ يَـا رَبَّ الـْعـَالـَمِـيْـنَ

Rabu, 02 Oktober 2013

Pendidikan Merupakan Upaya Dalam Peningkatan kualitas





Pendidikan merupakan salah satu pilar yang terpenting dalam peningkatan kualitas seumber daya manusia. Pentingnya pendidikan tersebut merupakan sebuah kebutuhan pokok yang wajib untuk dipenuhi. Karena sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945, melalui proses pendidikan manusia dapat dibentuk menjadi sosok yang cerdas. Manusia-manusia yang  cerdas akan menjadi aset penggerak lajunya pembangunan nasional. Dengan demikian wajarlah kalau dikatakan bahwa pendidikan merupakan aspek yang sangat menentukan maju mundurnya suatu bangsa.

Di dalam UU no 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dinyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan  yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan kata lain berkembangnya potensi diri melalui proses pembelajaran yang sadar dan terencana sangat diharapkan mampu melahirkan manusia yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga harus memiliki berbagai kompetensi dan keterampilan hidup. (life skill)
Salah satu kompetensi  yang harus dicapai sebagai target keberhasilan proses pendidikan adalah keterampilan berbahasa inggris. Sebagai bahas internasional, bahasa Inggris menjadi satu-satunya alat komunikasi untuk berinteraksi dengan dunia internasional. Apalagi memasuki era globalisasi dimana persaingan dalam berbagai aspek kehidupan semakin sulit. Orang asing dari berbagai negara dapat dengan bebas masuk ke dalam negeri melakukan berbagai transaksi dan interaksi bisnis. Dengan demikian bukan tidak mungkin suatu saat penduduk asli akan jauh tersingkir dari pendatang asing jika tidak memiliki kompetensi   berbahasa Inggris.
Kabupaten Kaur  yang merupakan Kabupaten yang masih sangat muda,  menyadari betul akan pentingnya pendidikan dalam proses percepatan pembangunan Kabupaten Kaur. Program-program pembangun selalu diarahkan bagaimana dapat menunjang lajunya proses pendidikan. Sehingga mobilitas pendidikan berjalan dengan lancar tanpa terkedala oleh berbagai hambatan teknis. Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) terus bergulir, mulai dari sekolah reguler hingga sekolah–sekolah yang sengaja dibangun untuk kepentingan-kepentingan khusus yang dapat  menjamin terwujudnya penyelenggaran pendidikan secara adil dan merata.
Namun, banayaknya fasilitasi pendidikan yang tersedia belum akan  menjamin terlaksananya proses pendidikan. Karena bagian terpenting dari pendidikan itu adalah tenaga pendidiknya. Tenaga pendidik yang akan merencanakan segala sesuatuny yang menyangkut terlenggaranya proses pendidikan yang maksimal. Mulai dari kurikulum, materi, media/metodelogi dandan instrumen penilaian. Tenaga pendidika juga akan akan mengelola manajemen pendidikan. Dengan kata lain tenag pendidik menjadi unsur yang sangat menentukan terselnggaranya pendidikan agtau tidak.
Berdasarkan data pokok pendidikan tahun 2012, jumlah kebutuhan guru bahasa Inggris di Kabupaten Kaur sebanyak .......orang. Jumlah ini merupakan kalkulasi dari  jumlah rombongan belajar (rombel) tingkat SMP dan SMA/SMK sebanyak .....rombel dikalikan dengan 4 jam pelajaran perminggu kemudian dibagi dengan 40  jumlah maksimal jam pelajran yang harus diampu oleh guru bsahasa Inggris. Jumlah kebutuhan tersebut  belum termasuk kebutuhan Sekolah Dasar yang sejak tahun 2009 telah melaksanakan Kurikulum Muatan Lokal dan Pengembangan Diri berupa pelajaran Bahasa Inggris. Apalagi jika ditambah dengan kebutuhan guru untuk sekolah-sekolah baru yang telah dan akan dilaksanakan penyeleasian pembangunan dalam tahun 2013, dan harus menerima siswa mulai tahun ajaran 2013/2014 mendatang.
 Oleh : Suti Hartanto, S.th.I
Boarding School


Permasalahan lain adalah, ternyata  dari sebagian  jumlah guru bahasa Inggris yang ada di Kabupaten Kaur sebagaimana tersebut di atas memiliki kompentensi yang masih rendah. Hal ini terlihat dari hasi Uji Kompetensi Guru (UJK) yang dilaksankan melalui Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Bengkulu  tahun 2012, menunjukkan angka rata-rata  5,5.  Dengan demikian dapat dikatakan bahwasanya kompetensi yang dimiliki oleh guru Bahasa Inggris di Kabupaten Kaur masih di bawah standar.
Oleh karena itu, sebagai upaya memaksimlakan fungsi pendidikan dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia yang siap bersaing di era globalisasi, Pemerintah Derah Kabupaten Kaur  melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengahrapkan kepedulian dari semua pihak terutama lembaga yang mengediakan tenaga Volunteer Asing bidang pendidikan untuk dapat bermitra dan menjadi relawan yang siap bersama-sam Kabupaten Kaur untuk membangun pendidikan, khususnya pendidikan bahasa Inggris. Sehingga dengan pendampingan tersebut akan mampu membantu pemenuhan kebutuhan guru bahasa Inggris dan dapat meningkatkan kompetensi Guru Bahasa Inggris Lokal sehingga proses pembelajaran Bahasa Inggris baik pada tingkat Dasar maupun menengah di Kabupaten Kaur dapat terlksana dengan maksimal dan bermakna.